Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

korban berikut krisis utang

Italia bersedia kebijakan ekonominya diawasi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa. Kesediaan ini muncul setelah Italia mendapat tekanan dari kalangan pasar dan sesama pemimpin Eropa, yang khawatir bahwa Negeri Spaghetti itu menjadi korban berikut krisis utang setelah Yunani.

Menurut kantor berita Reuters, dengan mengutip sumber anonim pejabat Uni Eropa, kesediaan itu dilontarkan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, setelah bertemu dengan sesama pemimpin anggota zona euro dan Presiden Barack Obama dari AS Kamis malam di Cannes, Prancis.

Mereka hadir di Cannes dalam rangka Konfrensi Tingkat Tinggi G20, yang juga diikuti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia serta pemimpin China, Jepang, Singapura dan lain-lain.

"Kami ingin memastikan bahwa ada kredibilitas atas target Italia dan target itu bisa dipenuhi. Kami memutuskan untuk melibatkan IMF dalam pemantauan, dengan menggunakan metodologi mereka sendiri, dan pihak Italia menyatakan bersedia," tutur pejabat UE yang tidak mau disebutkan namanya itu.

UE dan IMF akan memantau apakah Italia bisa segera mencapai kemajuan dalam menerapkan sejumlah reformasi atas tunjangan pensiun, pasar tenaga kerja, dan swastanisasi. Selama ini reformasi di sektor-sektor itu sulit dilaksanakan, namun situasinya sudah mendesak lantaran Italia terancam krisis utang.

Pemerintah Italia tengah bermasalah untuk mengatasi utang, yang nilainya sudah 120 persen dari produk domestik bruto (GDP) negara itu. Gara-gara masalah utang itu, pemerintahan Berlusconi kini dicecar oleh kubu oposisi di parlemen.

Sementara itu, krisis utang telah mengguncang politik Yunani. Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, hari ini harus menghadapi mosi tidak percaya di parlemen, yang mengancam pemerintahannya. Bila lolos dari mosi itu, Papandreou pun dikabarkan tetap dipaksa mundur dari jabatan PM oleh partainya, yang selanjutkan akan menggalang pemerintahan koalisi.