Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Belum Bisa Lepas Masker Seperti Amerika

Vaksinasi yang sudah dilakukan di berbagai negara di dunia, menciptakan aturan yang baru. Seperti yang dilakukan Otoritas Amerika Serikat, mengijinkan warganya yang sudah menjalankan vaksinasi lengkap untuk tidak menggunakan masker dan menjaga jarak saat beraktivitas. Lalu, apakah hal tersebut bisa diterapkan di Indonesia?

Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama yang merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), pertanyaan tersebut tidak mudah dijawab.

“Tentu tidak mudah menjawabnya, yang jelas kita analisis saja bagaimana proses yang terjadi di Amerika Serikat berdasar bukti ilmiah yang ada,” kata Tjandra.

Indonesia Belum Bisa Lepas Masker Seperti Amerika

Prof Tjandra menambahkan, kebijakan yang dijalankan di Amerika Serikat tersebut secara jelas menyebutkan bahwa mereka yang sudah divaksinasi secara penuh dapat beraktivitas tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak, kecuali kalau ada aturan lokal lain yang mengaturnya.

Jika dilihat lebih seksama, yang dimaksud sebagai “sudah divaksinasi secara penuh” adalah hanya kalau sudah 2 minggu sesudah penyuntikan dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna atau 2 minggu sesudah penyuntikan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson. Kalau di luar itu, maka dianggap belum divaksinasi secara penuh dan tetap harus pakai masker dan menjaga jarak, katanya.

“Kita ketahui bahwa vaksin yang sekarang digunakan di negara kita adalah Sinovac dan AstraZeneca serta juga sudah ada izin EUA BPOM untuk vaksin Sinopharm, yang tentu saja mungkin saja diperluas ke jenis-jenis lain di masa mendatang,” paparnya.

Tjandra menerangkan bahwa melihat dari cakupannya, vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat sudah cukup besar. Data pada 15 Mei 2021 menunjukkan sudah ada sekitar 268 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikkan di Amerika Serikat.

Sedang, data pada 14 Mei 2021 menunjukkan bahwa sekitar 155.3 juta orang di negara itu sudah menerima vaksinasi sedikitnya satu kali, dan sekitar 120,3 juta orang sudah divaksinasi lengkap dua kali dengan vaksin Pfizer dan juga Moderna serta satu kali dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson.

“Jadi, di Amerika Serikat sampai 14 Mei sudah ada lebih dari 59 persen penduduk yang divaksinasi setidaknya satu kali. Target Presiden Joe Biden adalah 70 persen orang dewasa sudah akan divaksinasi pada 4 Juli mendatang.”

“Saat ini setiap harinya dilakukan penyuntikan 1,95 juta dosis vaksin seharinya di Amerika Serikat, dan bahkan di sana pernah sampai 3,38 juta dosis sehari pada 13 April 2021 yang lalu, tambah Tjandra.

Sementara itu, untuk Indonesia sendiri, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 14 Mei 2021 pukul 18.00 WIB menunjukkan sudah ada 13.700.389 masyarakat yang sudah mendapat suntikan dosis pertama dan 8.921.978 sudah mendapat dosis kedua secara lengkap.

Selain dari vaksinasi, hal yang perlu diperhatikan adalah pola kecenderungan epidemiologi tentang naik turunnya jumlah kasus dan kematian di suatu negara.

“Sebagai salah satu cara untuk memotivasi masyarakat untuk divaksinasi, dua minggu yang lalu saya juga mengikuti suatu pertemuan internasional tentang vaksin COVID-19,” jelas Tjandra.

Dan teman dari salah satu negara bagian di Amerika Serikat menceritakan bagaimana upaya mereka untuk mengajak masyarakat di sekitar RS-nya untuk divaksinasi. Tentu mungkin saja ada pertimbangan yang menyangkut social determinant of health.”

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), social determinant of health adalah kondisi sosial yang memengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh kesehatan.